Tuesday, December 31, 2024

Tutup Tahun

Akhirnya tanggal 31 Desember 2024! Waktu yang pas buat menulis kembali refleksi selama satu tahun ini dan harus lebih apa di tahun depan. Setelah melihat-lihat tulisan di awal tahun, tahun ini agak nggak sesuai rencana dan target. Sudah merutukimerefleksi kenapa begini dan begitu kemarin, jadi sudah berdamai dan mari memulai lagi yang lebih baik. Tapi dari refleksi itu, ada beberapa hal yang jadi fokus utamaku untuk dimulai(?) ditingkatkan(?)

Tahun depan aku harus belajar buat lebih mindful lagi dalam ngelakuin berbagai hal. Ini parah banget sih. Gampang banget terdistrak terus tiba-tiba nggak sadar udah scroll media sosial sampe satu jam dan lupa tujuan ngecek HP atau buka laptop buat apa. Dan mindful ini juga ngaruh banget buat bertindak di berbagai hal. Entah itu ngomong sama orang lain, respon yang harus diberikan kalo orang lain ngomong sesuatu, atau pas mau beli sesuatu. Intinya dipikirin dulu tujuan ngelakuin ini buat apa dan harus banget buat batasin main sosial media.

Terus yang kedua, aku mau tahun depan lebih berani buat ngelakuin sesuatu. Segala hal yang pertama kali akan menakutkan, tapi lebih menakutkan kalo nggak pernah dicoba. Mungkin akan salah, mungkin nggak bakal bagus, tapi harus coba dan kalo tertarik diulangi sampai baik. Sebuah postingannya kak Narawastu di botakasu ini bagus banget buat nampar orang.

Apa ya. Intinya tahun depan ingin lebih sadar diri aja sih. Kalo pingin ya dicoba. Nggak banyak scroll sosial media. Lebih fokus ke diri sendiri ini pingin gimana dan harusnya gimana dsb. 

Dan oiya. Tahun ini cuma ikut ngeslow sesi akidah aja kan di awal dan sejak saat itu nggak begitu ikutan banyak kajian hmmm. Ikut sih cuma lebih banyak nggak nyatetnya wkwk duh. Ini juga harus dicatat, harus banyak catat biar lebih mindful dan ilmunya jadi lebih berkah.

Apa lagi yak. Wkwkwk banyak sih pr. Tapi mari dicoba satu-satu dan ditulis di buku catatan saja, nggak perlu di sini. Intinya mah bismillah masuk tahun baru harus lebih oke. Bismillah

Gambar buat kali ini.



Monday, December 2, 2024

Refresh Otak

Tepatnya sebulan lalu, aku nonton salah satu video khusus membership di youtube Yuk Ngaji. Judul videonya 'Behind the Scenes' tapi walaupun cuma BTS, ini salah satu BTS terlama yang sampai durasi 1 jam dan isinya daging betul. Kalo penasaran, coba deh jadi membership yt yuk ngaji dan nonton video itu, pertanyaan-pertanyaan recehku sebagian terjawab, terutama dengan konsep takdir. Oke, mari kita tuliskan sesederhana mungkin.

Sebagai seorang muslim, kita tahu kan kan kalau percaya terhadap takdir jadi salah satu rukun iman yang harus kita imani, percayai. Tapi terkadang kita (aku sih ini) suka gagal paham dengan konsep takdir itu sendiri. Kita tahu dan memang ditulis juga di dalam Al-Quran kalau segala hal yang terjadi sekarang segalanya sudah ditulis Allah di lauhul mahfudz dan hanya Allah yang tahu apa yang tertulis di sana. Kadang dengan kita tahu bahwa apa yang kita kerjakan sudah ditulis di lauhul mahfuz, kita malah ngerjain hal-hal yang mungkin seharusnya nggak kita kerjakan. Misal kita ngelakuin hal buruk kita bisa aja ngomong, 'Lah wong aku udah ngerjain, udah tertulis di lauhul mahfuz kan berarti, dan berarti Allah ridho kan aku ngelakuin ini'. Tapi ternyata nggak gitu konsepnya.

Segala hal yang kita lakuin (free will) pasti bakal dihisab sama Allah. Ditanya alasan kenapa kita ngelakuin hal ini dan itu. Karena apa yang kita sadar pilih untuk kerjakan bukan sebuah takdir, tapi pilihan yang secara sadar kita pilih. Kalo tentang takdir sendiri, Allah nggak menghisab takdir yang udah ditentukan ke kita. Misal kita lahir di mana, punya orang tua siapa, atau dapat ras apa. Yang dihisab sama Allah adalah penyikapan dari takdir yang kita terima.

'Tapi kan Allah udah nulis segalanya di Lauhul Mahfuz di detik ini kita ngapain dan ingin apa'

Tapi balik lagi, sebagai manusia, kita nggak tahu apa yang Allah tulis. Cuma Allah yang tahu di detik ini kita ngapain dan berbuat apa. Kadang kita terlalu menyebrang dan menjadi 'Allah' yang merasa tahu tentang takdir terkait hal yang kita perbuat. Dan seharusnya nggak kayak gitu. Karena jadinya apa yang kita lakuin cuma jadi pre-asumsi yang nggak tau kebenarannya. Dan akhirnya balik lagi, yang seharusnya dilakukan sama manusia ya berbuat baik dan menjauhi hal-hal yang dilarang. Pokoknya based on Al-Quran dan Hadist lah. 

Salah satu hal yang aku suka dalam Islam adalah sederhana. Jelas banget Allah udah ngasih pedoman Al-Quran dan di dalam Al-Quran udah jelas bagaimana seharusnya manusia hidup. Tanpa perlu embel-embel ideologi lain yang malah bertabrakan satu sama lain dan bikin riuh. Sesederhana itu dan sangat jelas.

Balik lagi soal takdir, dengan percaya apa yang terjadi sudah ditakdirkan oleh Allah, bikin muslim harusnya nggak jadi stress kalo hal yang diimpikan nggak didapat. Mungkin itu belum waktunya atau mungkin Allah menggantikan dengan hal yang lebih baik. Tapi tetap ada konsep ikhtiar berbuat baik dan juga tawakkal. Allah udah ngasih rambu-rambu dan pedoman hidup lewat Al-Quran, tinggal gimana ikhtiar kita mendapatkan tujuan itu sesuai rambu-rambu yang Allah kasih. Sederhana banget kan?

Aku seneng banget ketemu video ini karena kadang muncul juga pertanyaan-pertanyaan itu dan nggak bisa terjawab. Padahal ya sesederhana, Allah itu pencipta kita dan emang harusnya paling tahu apa yang udah diciptain kan? Dan kita sebagai ciptaan nggak mungkin tahu kita ini untuk apa kecuali kalo dikasih tahu. Untungnya Allah sayang sama ciptaannya dengan ngasih kita buku pedoman biar kita nggak awut-awutan banget hidupnya. Dan Allah ngasih free will kita mau ngapain aja, cuma ini loh pedomannya. Nanti kalo udah balik ke Aku lagi bakal aku tanyain kamu ngapain aja, sesuai nggak sama pedoman yang Aku kasih.

Tapi ya manusia tempat salah dan banyak kotornya. Emang harus belajar teruus deket sama orang-orang soleh juga biar hidup kita masih sesuai pedoman. Biar kita masih tahu cara buat balik lagi dan balik terus ke Allah.

ERR_CONNECTION

Sebulan ini lost banget buat ngerjain tesis wkwk :( sad. Habis kemarin ikutan tes cpns terus gas ngeng lagi mau ngerjain tesis tapi ilang sinyal. Mendadak sakit sampe hampir dua minggu, flu ditambah anosmia yang bikin sakit kepala, lostnya makin panjang. Parahnya sampe sebulan. Akhirnya mencoba baca novel seenggaknya biar bisa menata kalimat lagi dan otak nggak terlalu dibanjiri dopamine karena doom scroll medsos kelamaan. Sempat matiin hape juga biar nggak doom scroll, cukup berhasil tapi belum berhasil sampai menyentuh tesis. Oke bismillah, ya Allah tolong mudahkan hamba-Mu ini melanjutkan tesisnya lagi.

Pembukaan yang random banget sih ya. Tiba-tiba muncul setelah menghilang dari blog beberapa bulan dan balik-balik dengan mengeluh. Tapi emang butuh dituangin ish, isi kepala penuh banget. Semoga nulis di sini juga bisa jadi pemanasan agar supaya kembali menulis untuk tesis lagi.

Sebenernya selama beberapa bulan ini banyak hal yang masuk di kepala sih. Tapi nggak pernah tertuang di manapun, di jurnal sekali pun. Efek menunda-nunda untuk menulis ini parah sekali yaaaaa. Padahal seenggaknya dengan nulis bisa tuh, kepala agak nggak pusing dan diri ini nggak terlalu penat menerima informasi-informasi yang super banyak. Dan biar bisa lebih mindful nggak gampang tertrigger dengan reaksi-info sekelebat.

Monday, October 21, 2024

Taman Kota

Kayaknya udah lama banget sih ya nggak muncul di sini :)

Untuk (kembali) mengawali semua ini, biarkan aku menyebutkan kesibukanku akhir-akhir ini. Aku sedang berusaha untuk mengerjakan dan menulis tesis kembali. Tapi realita yang terjadi adalah aku melakukan segala hal beberapa akhir ini kecuali tesis. Meskipun begitu, saat ini aku sedang mencoba mengumpulkan segala niat dan kemampuan yang ada untuk mengkaji topik yang sedang aku dalami saat ini. Mungkin kalau aku bisa beralasan, topikku saat ini berbeda dengan topik tugas akhirku saat sarjana. Karena harus banyak membaca artikel dan mensintesanya untuk dijadikan sebuah penelitian, makanya jadi lama. Tapi apalah itu, alasan tetap mejadi alasan. Jadi mari kita lanjutkan dengan segala usaha dan pemahaman yang kita bisa dan pahami.

Sembari menyelam berbagai artikel di internet untuk menambah pengetahuanku, aku menemukan sebuah artikel lama (tahun 2014) tentang kondisi taman kota di beberapa kota di Indonesia. Di artikel itu juga tercantum hasil kuisioner ke beberapa pihak terkait pandangan masyarakat Indonesia terhadap taman dan lingkungan hijau di wilayah perkotaan. Secara gamblang di artikel itu disebutkan bahwa semakin tingginya pendapatan orang Indonesia (yang mana masyarakat kota) tidak begitu membutuhkan ketersediaan ruang terbuka hijau. Hal ini terlihat dengan lokasi ruang terbuka yang lebih banyak berada di lokasi pinggir kota. Hiburan orang kota biasanya lebih kepada tempat ber-AC dan bukan ruang terbuka hijau yang menyajikan ruang hijau.




Hal ini buatku menjadi sebuah temuan menarik karena setelah 10 tahun berlalu, masyarakat kota sekarang membutuhkan ruang terbuka hijau lebih banyak. Sebagai contoh di Jakarta yang mulai banyak disediakan taman kota sebagai hiburan masyarakat kota.

Entah faktor apa yang menyebabkan hal ini terjadi. Apakah pengaruhnya bottom-up atau up-bottom. Di artikel itu juga menunjukkan penyebab taman kota jumlahnya sedikit karena masyarakatnya sendiri yang lebih menyukai aktivitas dalam ruangan. Sehingga pemerintah sendiri tidak terlalu memperhatikan kuantitas dan kualitas taman kota.

Seru sih kayaknya mengulik penyebab terjadinya perubahan ketertarikan dengan hutan kota ini dari mana. Sayangnya karena aku anak Biologi agak nyeleneh sih kalo mau mengkaji serius buat dijadikan penelitian. Walaupun bisa aja nanti kalo mau sekolah lagi ke arah kebijakan bisa banyak ulak-ulik dari segi sosial sama politik juga.

Jadi apakah ini pertanda aku akan sekolah lagi? Tidak tahu, ini aja masih engap-engapan biar nggak tenggelam lagi. Doakan πŸ™

Saturday, June 22, 2024

VA: Endingnya Bahas Soal Rezeki

 

Bahan murojaah ngeSLOW bagian rezeki. Perlu diulang-ulang biar inget 🌟

VA: Keluarga - Palestina

 

Topik: olahraga, keluarga, palestina

Salah satu episode DDD favorit ✨✨✨

Arsip Video

Makin ke sini, makin ngerasa kalo apa yang aku tulis di sini biasanya ada kaitannya sama video yang habis aku tonton dan menuangkan unek-unek habis nonton video itu di Youtube. Jadi mungkin ke depannya bakal ada tag tambahan 'Video Archive' sama 'Brain Dump' kali ya. Butuh banget ternyata nuangin unek-unek di sini dan biar bisa dibaca lagi dan siapa tau bisa dibaca orang lain dan ikut komentar juga. Hehe.

Friday, June 21, 2024

7 Oktober



Aku nonton video ini gara-gara direkomendasikan pas ikutan salah satu kelas di Uchiba (kelas di YN). Di video ini sebenernya yang dibahas Pak Gita dan Pak John (penulis Israel Lobby) adalah tentang sikap yang diambil Amerika di berbagai konflik negara di seluruh dunia saat ini (Rusia-Ukraina, China, dkk.) Dan bahasan ini juga menyentuh ke 'konflik' yang terjadi di Palestina sekarang. Bahasannya mulai dari gimana hubungan Amerika-Israel sampai ke pembahasan two-state solution. Hal yang mengejutkannya adalah dari bahasan two-state solution ini adalah dinyatakan oleh Pak John di video ini bahwa Israel sendiri tidak menyetujui adanya two-state solution antara Israel dan Palestina.

Pak John bilang bahwa dari awal munculnya keberadaan Yahudi dari tahun 1920an di tanah Palestina dan sampai ada keputusan absolut pembagian wilayah West Bank dan Gaza di tahun 1967, Israel mau seluruh wilayah Palestina adalah milik Israel seutuhnya. Tidak pernah ada keinginan pembagian negara. Hanya ada keputusan bahwa tanah ini milik Israel dan selain Israel harus pergi atau dihilangkan. Oleh karena itu, mungkin tidak asing bagi kita semua yang paham dengan sejarah bahwa selalu terjadi 'konflik' antara Israel dengan Palestina sejak kedatangan mereka. Kejadian utama yang paling besar dan sebagai pengawal adalah kejadian Nakba di tahun 1948 yang kemudian diikuti kejadian 'pembantaian-pembantaian' yang terjadi tiap waktunya. Kadang sampai masuk berita kadang hanya satu-dua orang meninggal yang tidak sampai diliput oleh berita. Hingga kemarin kejadian yang terjadi di tanggal 7 Oktober 2023 yang membuat hampir seluruh orang marah sampai saat ini.

Aku termasuk orang yang baru sadar dengan 'konflik' di Palestina di tanggal 7 Oktober kemarin. Sebelum-sebelumnya, aku sadar bahwa ada 'konflik' antara Palestina dan Israel tapi aku termasuk orang yang menganggapnya terlalu complicated untuk diselesaikan. Dibayanganku sebelum tanggal 7 Oktober kemarin adalah orang-orang ini hanya sekedar memperebutkan wilayah dan dari pihak Palestina sendiri ada kelompok militan yang selalu ingin mengambil wilayah lahan orang lain. Itu yang ada dipersepsiku dulu. Tapi setelah 7 Oktober dan setelah aku belajar lebih dalam lagi tentang sejarah yang terjadi, persepsiku ini merupakan bentuk propaganda yang berhasil dimasukkan oleh media-media besar terkait 'konflik' di Palestina. Yaa istilahnya termakan oleh media. Padahal sejarahnya nggak begitu.

Dari penjelasan Pak John, bahwa yang terjadi dari awal, sejak Israel datang ke Palestina, adalah ethnic cleansing. Kalo dipikir-pikir, di tahun 1967 setelah 'Six-Days War' di mana PBB kemudian membagi wilayah Israel dengan Palestina dan Palestina mendapat jatah Gaza dan West Bank, hanya sekedar meredam kemarahan publik. Karena di kemudian hari, wilayah Gaza dan West Bank yang menjadi wilayah Palestina itu semakin menyusut akibat banyaknya penduduk Yahudi yang secara tiba-tiba datang dan mengakuisisi rumah-rumah rakyat Palestina.

Kejadian 7 Oktober kemarin, yang diawali dengan adanya serangan Hamas, membuat Israel memanfaatkan itu untuk memiliki hak 'mempertahankan diri' dengan nggak hanya menyerang Hamas tapi seluruh rakyat sipil Palestina di Gaza. Mungkin banyak orang yang mikir kenapa sih Hamas harus nyerang dan bikin Israel 'murka' dan meluncurkan beratus ton bom di wilayah Gaza? Tapi mungkin ini salah satu cara yang harus dibayar agar seluruh dunia sadar dengan penindasan Israel dan kondisi rakyat Palestina. Bahasanya cukup ngeri sih. Tapi untuk menyadarkan seluruh manusia di dunia ini perlu banyak orang mati secara tragis agar kita tahu bahwa Israel dan teman-temannya itu nggak sebaik itu dan dunia nggak sepolos itu.

Udah mau 9 bulan dari kejadian 7 Oktober kemarin. Amerika masih tetap menyuplai Israel dengan beratus-ratus roket untuk 'mempertahankan diri' mereka dari rakyat sipil Palestina. Amerika membangun dermaga di Gaza yang katanya untuk menyalurkan bantuan untuk Palestina tapi ternyata untuk membunuh 200 orang rakyat sipil Palestina. Tentara IDF masih tetap meledakkan rumah-rumah di Gaza dan menjarah harta rakyat Palestina. PBB masih nggak mampu untuk menghentikan serangan Israel ke Palestina. ICJ yang katanya sudah memberikan sanksi hukuman masih tetap nggak mampu memberhentikan invasi darat Israel ke Palestina. Drone-drone bising Israel masih tetap mengudara di langit Palestina setiap harinya. Para pemimpin dunia masih tetap diam masih dengan tenang menjalankan bisnis entah apa itu.

Kadang kita ngerasa nggak berdaya lihat berita setiap hari dengan kengerian foto-foto yang tersebar. Bayi-bayi yang kepalanya buntung. Anak-anak mati kelaparan yang tersisa hanya kerangka dan kulit. Kerangka-kerangka manusia yang ditemukan berserakan tanpa terkubur di beberapa tempat karena kesulitan untuk dijangkau. Manusia-manusia mati tergeletak di jalanan. Bayi-bayi tertimbun reruntuhan dan mati dengan salah satu bola matanya yang mencuat. Mayat manusia yang dilindas oleh tank tentara IDF dan hancur lebur. Mayat manusia yang diseret oleh tank tentara Israel. Bom-bom yang menjatuhi tenda pengungsian hingga rumah sakit. Rekaman video anak kecil yang terjebak disebuah mobil bersama dengan keluarganya yang sudah mati ditembaki tentara IDF. Kesulitan air, makanan, banjir ketika hujan deras di tenda pengungsian. Potongan kaki, potongan tangan, serpihan daging, serpihan tulang rahang,... .

Dari segala kengerian ini, takbir mereka di kedua lebaran ini masih lantang dan masih menyambut Allah dengan segala suka cita. Ya Allah... . Intinya, harusnya dengan segala penderitaan mereka yang sudah mereka rasakan harusnya tanggal 7 Oktober ini menjadi titik balik kita dalam melihat dunia. Masih banyak yang harus kita perjuangkan. Pemegang kemenangan memang Allah, tapi kita pastinya mau menjadi bagian menuju kemenangan itu. Palestine will be free.

Thursday, May 30, 2024

When Will It Stop

I've been intrigued by writing about this topic since 2022. It's about Korean pop culture, which is spreading and booming internationally now. No one in this world knows about Korean culture, even the elders in our country. Bu Megawati knows it too, for your information. She said things about anyeong haseyo and saranghae in their political party meeting.

Okay, it's time for TMI (too much information).

SO! I've been exposed to Korean culture since I was a junior high schooler circa 2010-ish. Since then, I have kept hyping and cheering for all the boy and girl groups that made a comeback by watching their comeback stage and downloading the music video (in Indonesia at that time, the internet was so limited for the middle range, so it's better to download it, and then you can watch it over and over). I also watch Korean dramas and reality shows. It happened like 2 years in my junior high school for my K-pop era. When other kids listen to Taylor Swift, Coldplay, and Westlife (?), my small circle of friends and I listen to Korean pop. Back then, people watched us as cringe people because we hyped the K-pop idol :)

When I entered the boarding school for senior high school, my K-pop era was over. My internet access was limited, and there were strict rules about accessing the K-pop thingies. But I still had access when I was home. I asked some friends about their collection of Korean dramas and some music videos. But I was too focused on academics, so I couldn't enjoy it.

Things were getting really different when I entered the university era. I never thought that people were still talking about K-pop. I mean, everyone that I knew talked about it. I continued to watch dramas and reality shows, but not for the boy and girl groups. I found it hard to remember every member's name and face, so I dropped it.

But in 2020-ish, I found an interesting Korean band during the COVID era. It's Day6. I found them unique and their music on point. I love semi-rock music, so Day6 became an eargasm for me. But you know, in 2020, they were in their hiatus era. So, every member was out of duty except for one named Jae. In their hiatus era, Jae was streaming daily, playing games with some friends, and sometimes he produced some songs. The other members were not as active as Jae. Sometimes, they just do some live and mc-ing radio. Actually, the one that made them on hiatus was Jae. He struggled with his mental health. He told the viewers that the K-pop industry was so strict, and they made their idols as products to sell. So, they make it as perfect as possible, and they can't make decisions independently. Everything was ruled.

On their hiatus, they made one album named Negentropy. That was the last time I joined the hype of the comeback album. Even though there was no comeback stage, I was happy. But you know everyone makes a mistake, and it does, Jae. About one or two months later, he made a blunder and controversial statement about his friends. Everyone was outraged about it. So he decided to get out of the K-pop industry and from Day 6. We were upset back then, but it may be the best decision.

Two years after that thing happened. Day6 came back with four members, and Jae continued to produce his solo songs and even albums. And you know, since October 2023, there has been a big massacre and genocide happening in Palestine. Everyone came out to the streets, protesting to the government and world leaders about why this genocide could not be over until now. Everyone tried their best in every aspect until they entered the entertainment industry. They keep silent and do not talk about it, even if they have a more enormous follower. Some pro-Palestine even make a blockout list to block every single artist who doesn't show their stance in this genocide. You know, being neutral in this genocide is not a choice. When people say 'It's complicated', no, it is not. It's not complicated because already 40.000++ (May 30th, 2024) people have become martyrs in Palestine. 

This silence also happens in the K-pop industry. Everyone is so silent that it is as if nothing has happened, as this earth has two different skies. They kept making comebacks and making concerts, but no one talked about Palestine. Even Day6. Their latest comeback also seems so suspicious. In their comeback teaser video, there is a property that some cities wrote in there, and Tel Aviv included. I mean, from all of the cities in the world, why did they choose it? And why they even put their property as if it were essential. It's tragic, actually. The songs kept sounding about humanity, about love, and about mental health, but when humanity decreased actually happened in Palestine, they kept it silent.

How about Jae? One thing that I knew: He is a human. When the genocide happened in Palestine, he shared it on his social media. I knew it! Getting out of the K-pop industry can make you more human. You can do everything you want without any policies hindering it.

So, this post is about the dark side of the K-pop industry. They make humans as dolls whom you can pamper as ideally as possible. You cannot say about humanity. Your job only entertains people; you cannot tell what is happening in your mind or your stance on something more significant. You only like a doll of your agency. That's it. Some artists even collaborate with brands that are on the boycott list. Everyone knew that Starbucks had an affiliation with Israel, but they kept their collab made good merchandise as if nothing had happened.

Isn't it dark? When will it stop? 

Friday, April 12, 2024

Perayaan Mati Rasa

Selama Ramadan kemarin, sebenernya merasa sangat campur aduk. Semangat untuk belajar sampai di tengah bulan terus kemudian merasa mati. Tetap berusaha untuk dengerin kajian, baca artikel buat nambah ilmu agama, dsb., tapi rasanya tetap, mati. Nggak ngerasa senang banget atau sedih banget. Nggak cukup aja. Nggak bisa ngerasain apa-apa.

Di akhir-akhir bulan juga sempat ikutan kelas Tazkiyatun Nafs, cukup membuka perspektif baru terhadap perasaan dan emosi dan pengertian tentang nafs. Dan hal ini membuka pandangan baru terhadap bagaimana aku melihat masalahku dan mungkin bagaimana harus menyelesaikan masalahku. Alhamdulillah aku masih bisa nangis. Masih bisa minta ke Allah dengan segala keinginan yang terbersit di sepuluh hari terakhir. Masih bisa merasakan sedikit emosi, walaupun nggak banyak.

Masih bisa ngerasa sedih kalo Ramadan akan berakhir tahun ini.

Selama perjalanan mudik kemarin, sempet bengong juga di jalanan. "Kayaknya aku nggak bakal bisa bahagia banget deh setelah ini." "Nikah? Mungkin hari H-nya habis itu bakal capek lagi dengan kehidupan pernikahan." "Lulus? Kayaknya aku nggak bakal sesenang aku lulus S1 deh kali ini." "Punya kerjaan? Ya cuma sesaat aja. Setelahnya mungkin aku bakal terombang-ambing dengan perasaan mau nggak mau selama ngelakuin pekerjaan itu."

Sampai pada satu titik di mana terlintas di pikiranku pada satu hal yang bikin aku seenggaknya senang, "Kayaknya saat ini yang bisa bikin aku senang kalo aku bisa masuk surga nanti deh, terus bisa ketemu sama Allah." Sama halnya dengan beberapa kajian yang sering aku ikuti kalo emang nggak ada yang bisa bikin di dunia kecuali kita ikut sama agamanya Allah, patuh sama Allah. 

Kadang suka lupa ya. Ketika mencoba nyari kebahagiaan di dunia dan yang dicari lewat makhluk-makhluknya juga. Bakal capek lagi. Menguras emosi lagi. Nggak ada yang pasti. Dan sifatnya sementara.

Tahun lalu ikutan kajian tentang ini dan langsung ngena di hati. Tahun ini ikutan lagi tapi ngerasa hambar rasanya. Baru kena lagi pas tiba-tiba merefleksi diri di perjalanan. Semoga Allah selalu bantu kita buat nyari dan terus jatuh cinta ke Allah berkali-kali dengan jatuh yang lebih dalam setiap kali jatuhnya.

Friday, March 8, 2024

Ramadan 1445 H


Hal yang paling dinantikan setiap tahun adalah Ramadan. Sama seperti halnya tahun lalu, tahun ini aku memulai persiapan Ramadanku dengan mendengar salah satu cerama Ust. Nouman Ali Khan yang disiarkan secara live di Youtube sekitar tiga minggu yang lalu. Ujung dari ceramahnya tetap mengingatkan kita untuk mendekatkan diri pada Quran, tapi diawali dengan cerita sejarah di surat Al-Baqarah.

Seperti yang kita tahu di awal surat Al-Baqarah terdapat penjelasan tiga golongan yang disebutkan oleh Allah: believers, disbelievers, dan hypocrites. Allah dengan secara gamblang menjelaskan antara believers dan disbelievers. Tapi Allah menggunakan 8 ayat untuk menjelaskan seperti apa itu hypocrites. Hal ini karena hypocrites merupakan manusia diantara believers dan disbelievers. Mereka dari luar terlihat memiliki kepercayaan yang sama, tapi di dalam hati mereka meyakini sebaliknya. 

Kemudian dijelaskan oleh ust. Nouman bahwa di dalam surat Al-Baqarah juga diceritakan empat cerita: penciptaan Adam AS, cerita Bani Israil, cerita Ibrahim AS, dan cerita umat muslim saat ini. Ternyata antara tiga golongan yang dijelaskan di awal dengan ketiga cerita sejarah di surat Al-Baqarah memiliki keterkaitan terutama penjelasan tentang hypocrites dengan Bani Israil. Di video itu, ust. Nouman menjelaskan bahwa dari 8 ayat yang menjelaskan tentang hypocrites, berkesinambungan dengan cerita Bani Israil yang juga berada di surat Al-Baqarah. Hal ini menjelaskan bahwa kelakuan dari Bani Israil merupakan bentuk sebuah kemunafikan.

Bercerita tentang cerita sejarah yang ada di Surat Al-Baqarah, yang pertama adalah cerita Adam AS. Adam AS ketika telah diciptakan, dia diuji oleh Allah untuk tidak memakan buah khuldi, tapi gagal karena mendapat bisikan dari setan. Akan tetapi kemudian dia bertobat dan Allah mengampuni. Cerita kedua adalah tentang Bani Israil, yang mereka juga diuji Allah, mereka gagal, akan tetapi perbedaannya adalah mereka menolak untuk bertobat. Cerita ketiga adalah Ibrahim AS, dia juga diuji oleh Allah, akan tetapi dia berhasil dengan semua ujiannya.

Ada satu cerita lagi yaitu tentang umat manusia saat ini yang berada di akhir surat. Dari ketiga cerita sejarah yang telah dijelaskan sebelumnya, ibarat kita sudah diberikan contoh oleh Allah. Tinggal kita mau milih menjadi golongan yang mana: 1) Yang diuji, langsung berhasil, 2) Yang diuji, gagal, tapi bertobat, atau 3) Yang diuji, gagal, tapi menolak untuk bertobat. Dan untuk kasus yang nomor tiga ini merupakan golongan orang-orang yang munafik.

Umumnya orang-orang ini ketika diberikan petunjuk hanya melihat petunjuk itu dari segi luarnya saja, bukan tujuan dari petunjuk itu. Sama halnya ketika kita diberikan Al-Quran yang mana itu merupakan petunjuk bagi umat manusia, hanya kita gunakan untuk seremonial ataupun membaca dengan indah tanpa  tahu atau mengamalkan maksud yang ada di dalamnya.

Dengan demikian, ust. Nouman mengajak umat muslim di bulan Ramadan ini untuk lebih mengenal lagi Al-Quran untuk lebih mempelajari dan memaknai maksud dari setiap ayatnya. Karena dengan kita memberikan loyalitas kita kepada Al-Quran, sama halnya kita juga memberikan loyalitas kita kepada Allah SWT.

Semoga Allah mengampuni kita semua. Aamiin.

Untuk video lebih jelasnya bisa dilihat di link di bawah ini.

Thursday, March 7, 2024

TEMAN CERITA

 


Akhir-akhir ini kepikiran buat punya teman cerita. Yang bisa aku ceritain hal-hal pribadiku tanpa perlu merasa takut teman ini terganggu atau tidak dengan ceritaku. Dari cerita hari ini aku mau ngapain aja, udah ngapain aja, sampai besok mau ngapain aja. Dari cerita nggak penting sampai cerita yang kalau orang lain tahu akan sangat membuatku malu.

Sebelum kalian bertanya tentang teman-temanku yang ada sekarang, 'Iya, aku punya teman cerita' tapi sepertinya teman-teman ceritaku yang sudah aku punya saat ini juga terlalu capek dengan kehidupannya---walaupun orang lain pasti juga begitu, tapi karena teman ceritaku saat ini terhalang tempat dan waktu, respon yang aku dapatkan tidak muncul secara langsung. Kita kadang saling berkirim pesan, tapi karena kesibukan masing-masing, pesan kita tidak langsung berbalas.

Sebenarnya aku juga bisa bercerita dengan orang tuaku, tapi sama halnya dengan teman-temanku, mereka kadang terlalu capek untuk diceritakan. Dulu sebagai anak alay pengguna awal media sosial, curhat pendek di Facebook atau Twitter sudah cukup mewakili keresahan hati dengan huruf bESaR keCilnya. Dan di saat itu rasanya semua orang sangat aktif untuk berbalas pesan atau sekedar mengomentari status masing-masing (sesama teman) jadinya bisa saling sahut dengan keresahan masing-masing. Lucu ya kalo diingat-ingat.

Tapi setelah aku pikir-pikir, sepertinya bukan tentang teman cerita yang aku butuhkan, tapi kemampuanku untuk bercerita atau terbuka dengan orang lain yang harus aku olah. Semakin dewasa, banyak diantara kita akhirnya memiliki saringan-saringan di kepala sehingga apa yang dikeluarkan melalui mulut atau tulisan menjadi tereduksi entah itu jumlah kalimatnya atau tentang apa yang ingin kita tuliskan. Kegiatan sehari-hari akhirnya kita bica ceritakan dengan mudah ke teman terdekat kita atau ke pasangan kita. Sedangkan apa yang kita tunjukan di media sosial hanya bagian kita menikmati rasa dengan perasaan senang.

Aku pun menerapkan itu. Akhirnya apa yang aku tunjukkan di media sosial hanya hal-hal yang bertema umum dan semua orang bisa mengomentari. Untuk masalah personal, kadang aku menulisnya di sini atau di Tumblr. Melihat teman-temanku yang udah punya pasangan, sebelumnya mereka sangat sering menulis di Tumblr tapi semenjak mereka menikah sepertinya permasalahan mereka sudah cukup berhenti sampai di pasangan mereka. Turut senang mereka akhirnya punya teman cerita, tapi cukup sedih karena beranda Tumblr-ku sekarang menjadi lebih sepi.

Punya pasangan enak kali ya? Atau punya kucing hamster capybara?

Wednesday, March 6, 2024

TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH

Baru sadar, tahun lalu adalah tahun tersedikitku dalam hal menulis. Enggak cuma di blog atau tumblr tapi juga di buku jurnal ku. Di jurnalku, aku berhenti menulis sekitar bulan Oktober dan hanya mengisi dengan beberapa kata atau menambah gambar di beberapa tempat supaya tetap setidaknya terisi. Walaupun di bulan November aku memutuskan untuk berhenti. Sampai ternyata aku baru sadar, kemampuan menulisku juga berefek ke kemampuanku menulis tesis.

Sudah dari akhir tahun lalu aku mencoba untuk menulis latar belakang dan selalu gagal. Aku selalu merasa tidak pernah puas pada tulisanku: tidak nyambung, terlalu bertele-tele, tidak saling berkaitan, kurang baik, kurang banyak, dsb. Sampai pada tahap setiap kali aku mencoba menulis tesis, aku mulai terkena serangan panik. Entah itu tiba-tiba menangis, jantung deg-degan, dan pada tahap tidak bisa bernapas dengan baik---kayak habis lari gitu sih. Dan ini benar-benar menggangguku. 

Gangguan menulis ini juga masuk pada tahap aku sulit untuk menulis catatan kajianku atau sekedar isi pikiranku. Dalam bulan ini, ketika aku mencoba menulis apa yang aku cerna setelah mendengarkan kajian, aku tidak pernah bisa menyusun kata-kata dengan baik tanpa coretan. Dan parahnya adalah aku lebih sering tidak menyelesaikan tulisanku dan aku biarkan tulisan itu menggantung tanpa penutup.

Entah kenapa. Apakah terlalu banyak sampah yang belum aku buang. Atau folder di kepalaku yang sudah tidak bekerja dengan baik. Atau hanya trauma menulis dan mungkin aku hanya perlu berlatih menulis lagi dengan baik. Walaupun untuk memulai rasanya menakutkan dan biasanya aku lebih memilih untuk minum obat supaya tidur dengan baik.

Tapi mungkin melawan ketakutanku jauh lebih baik. Setidaknya aku berusaha, kan?
look my brain so messed up with words


< > Home
overnight cookies © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.