Friday, April 12, 2024

Perayaan Mati Rasa

Selama Ramadan kemarin, sebenernya merasa sangat campur aduk. Semangat untuk belajar sampai di tengah bulan terus kemudian merasa mati. Tetap berusaha untuk dengerin kajian, baca artikel buat nambah ilmu agama, dsb., tapi rasanya tetap, mati. Nggak ngerasa senang banget atau sedih banget. Nggak cukup aja. Nggak bisa ngerasain apa-apa.

Di akhir-akhir bulan juga sempat ikutan kelas Tazkiyatun Nafs, cukup membuka perspektif baru terhadap perasaan dan emosi dan pengertian tentang nafs. Dan hal ini membuka pandangan baru terhadap bagaimana aku melihat masalahku dan mungkin bagaimana harus menyelesaikan masalahku. Alhamdulillah aku masih bisa nangis. Masih bisa minta ke Allah dengan segala keinginan yang terbersit di sepuluh hari terakhir. Masih bisa merasakan sedikit emosi, walaupun nggak banyak.

Masih bisa ngerasa sedih kalo Ramadan akan berakhir tahun ini.

Selama perjalanan mudik kemarin, sempet bengong juga di jalanan. "Kayaknya aku nggak bakal bisa bahagia banget deh setelah ini." "Nikah? Mungkin hari H-nya habis itu bakal capek lagi dengan kehidupan pernikahan." "Lulus? Kayaknya aku nggak bakal sesenang aku lulus S1 deh kali ini." "Punya kerjaan? Ya cuma sesaat aja. Setelahnya mungkin aku bakal terombang-ambing dengan perasaan mau nggak mau selama ngelakuin pekerjaan itu."

Sampai pada satu titik di mana terlintas di pikiranku pada satu hal yang bikin aku seenggaknya senang, "Kayaknya saat ini yang bisa bikin aku senang kalo aku bisa masuk surga nanti deh, terus bisa ketemu sama Allah." Sama halnya dengan beberapa kajian yang sering aku ikuti kalo emang nggak ada yang bisa bikin di dunia kecuali kita ikut sama agamanya Allah, patuh sama Allah. 

Kadang suka lupa ya. Ketika mencoba nyari kebahagiaan di dunia dan yang dicari lewat makhluk-makhluknya juga. Bakal capek lagi. Menguras emosi lagi. Nggak ada yang pasti. Dan sifatnya sementara.

Tahun lalu ikutan kajian tentang ini dan langsung ngena di hati. Tahun ini ikutan lagi tapi ngerasa hambar rasanya. Baru kena lagi pas tiba-tiba merefleksi diri di perjalanan. Semoga Allah selalu bantu kita buat nyari dan terus jatuh cinta ke Allah berkali-kali dengan jatuh yang lebih dalam setiap kali jatuhnya.

Friday, March 8, 2024

Ramadan 1445 H


Hal yang paling dinantikan setiap tahun adalah Ramadan. Sama seperti halnya tahun lalu, tahun ini aku memulai persiapan Ramadanku dengan mendengar salah satu cerama Ust. Nouman Ali Khan yang disiarkan secara live di Youtube sekitar tiga minggu yang lalu. Ujung dari ceramahnya tetap mengingatkan kita untuk mendekatkan diri pada Quran, tapi diawali dengan cerita sejarah di surat Al-Baqarah.

Seperti yang kita tahu di awal surat Al-Baqarah terdapat penjelasan tiga golongan yang disebutkan oleh Allah: believers, disbelievers, dan hypocrites. Allah dengan secara gamblang menjelaskan antara believers dan disbelievers. Tapi Allah menggunakan 8 ayat untuk menjelaskan seperti apa itu hypocrites. Hal ini karena hypocrites merupakan manusia diantara believers dan disbelievers. Mereka dari luar terlihat memiliki kepercayaan yang sama, tapi di dalam hati mereka meyakini sebaliknya. 

Kemudian dijelaskan oleh ust. Nouman bahwa di dalam surat Al-Baqarah juga diceritakan empat cerita: penciptaan Adam AS, cerita Bani Israil, cerita Ibrahim AS, dan cerita umat muslim saat ini. Ternyata antara tiga golongan yang dijelaskan di awal dengan ketiga cerita sejarah di surat Al-Baqarah memiliki keterkaitan terutama penjelasan tentang hypocrites dengan Bani Israil. Di video itu, ust. Nouman menjelaskan bahwa dari 8 ayat yang menjelaskan tentang hypocrites, berkesinambungan dengan cerita Bani Israil yang juga berada di surat Al-Baqarah. Hal ini menjelaskan bahwa kelakuan dari Bani Israil merupakan bentuk sebuah kemunafikan.

Bercerita tentang cerita sejarah yang ada di Surat Al-Baqarah, yang pertama adalah cerita Adam AS. Adam AS ketika telah diciptakan, dia diuji oleh Allah untuk tidak memakan buah khuldi, tapi gagal karena mendapat bisikan dari setan. Akan tetapi kemudian dia bertobat dan Allah mengampuni. Cerita kedua adalah tentang Bani Israil, yang mereka juga diuji Allah, mereka gagal, akan tetapi perbedaannya adalah mereka menolak untuk bertobat. Cerita ketiga adalah Ibrahim AS, dia juga diuji oleh Allah, akan tetapi dia berhasil dengan semua ujiannya.

Ada satu cerita lagi yaitu tentang umat manusia saat ini yang berada di akhir surat. Dari ketiga cerita sejarah yang telah dijelaskan sebelumnya, ibarat kita sudah diberikan contoh oleh Allah. Tinggal kita mau milih menjadi golongan yang mana: 1) Yang diuji, langsung berhasil, 2) Yang diuji, gagal, tapi bertobat, atau 3) Yang diuji, gagal, tapi menolak untuk bertobat. Dan untuk kasus yang nomor tiga ini merupakan golongan orang-orang yang munafik.

Umumnya orang-orang ini ketika diberikan petunjuk hanya melihat petunjuk itu dari segi luarnya saja, bukan tujuan dari petunjuk itu. Sama halnya ketika kita diberikan Al-Quran yang mana itu merupakan petunjuk bagi umat manusia, hanya kita gunakan untuk seremonial ataupun membaca dengan indah tanpa  tahu atau mengamalkan maksud yang ada di dalamnya.

Dengan demikian, ust. Nouman mengajak umat muslim di bulan Ramadan ini untuk lebih mengenal lagi Al-Quran untuk lebih mempelajari dan memaknai maksud dari setiap ayatnya. Karena dengan kita memberikan loyalitas kita kepada Al-Quran, sama halnya kita juga memberikan loyalitas kita kepada Allah SWT.

Semoga Allah mengampuni kita semua. Aamiin.

Untuk video lebih jelasnya bisa dilihat di link di bawah ini.

Wednesday, March 6, 2024

TEMAN CERITA

 


Akhir-akhir ini kepikiran buat punya teman cerita. Yang bisa aku ceritain hal-hal pribadiku tanpa perlu merasa takut teman ini terganggu atau tidak dengan ceritaku. Dari cerita hari ini aku mau ngapain aja, udah ngapain aja, sampai besok mau ngapain aja. Dari cerita nggak penting sampai cerita yang kalau orang lain tahu akan sangat membuatku malu.

Sebelum kalian bertanya tentang teman-temanku yang ada sekarang, 'Iya, aku punya teman cerita' tapi sepertinya teman-teman ceritaku yang sudah aku punya saat ini juga terlalu capek dengan kehidupannya---walaupun orang lain pasti juga begitu, tapi karena teman ceritaku saat ini terhalang tempat dan waktu, respon yang aku dapatkan tidak muncul secara langsung. Kita kadang saling berkirim pesan, tapi karena kesibukan masing-masing, pesan kita tidak langsung berbalas.

Sebenarnya aku juga bisa bercerita dengan orang tuaku, tapi sama halnya dengan teman-temanku, mereka kadang terlalu capek untuk diceritakan. Dulu sebagai anak alay pengguna awal media sosial, curhat pendek di Facebook atau Twitter sudah cukup mewakili keresahan hati dengan huruf bESaR keCilnya. Dan di saat itu rasanya semua orang sangat aktif untuk berbalas pesan atau sekedar mengomentari status masing-masing (sesama teman) jadinya bisa saling sahut dengan keresahan masing-masing. Lucu ya kalo diingat-ingat.

Tapi setelah aku pikir-pikir, sepertinya bukan tentang teman cerita yang aku butuhkan, tapi kemampuanku untuk bercerita atau terbuka dengan orang lain yang harus aku olah. Semakin dewasa, banyak diantara kita akhirnya memiliki saringan-saringan di kepala sehingga apa yang dikeluarkan melalui mulut atau tulisan menjadi tereduksi entah itu jumlah kalimatnya atau tentang apa yang ingin kita tuliskan. Kegiatan sehari-hari akhirnya kita bica ceritakan dengan mudah ke teman terdekat kita atau ke pasangan kita. Sedangkan apa yang kita tunjukan di media sosial hanya bagian kita menikmati rasa dengan perasaan senang.

Aku pun menerapkan itu. Akhirnya apa yang aku tunjukkan di media sosial hanya hal-hal yang bertema umum dan semua orang bisa mengomentari. Untuk masalah personal, kadang aku menulisnya di sini atau di Tumblr. Melihat teman-temanku yang udah punya pasangan, sebelumnya mereka sangat sering menulis di Tumblr tapi semenjak mereka menikah sepertinya permasalahan mereka sudah cukup berhenti sampai di pasangan mereka. Turut senang mereka akhirnya punya teman cerita, tapi cukup sedih karena beranda Tumblr-ku sekarang menjadi lebih sepi.

Punya pasangan enak kali ya? Atau punya kucing hamster capybara?
overnight cookies © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.