Sunday, December 31, 2023

Rekapitulasi dan Refleksi

Udah lama banget ya nggak nulis di sini つ﹏⊂hehe. Terakhir kali nulis tentang kebisingan di kepala dan itu udah di pertengahan tahun. Jadi kalo bisa dibilang, setengah tahun terakhir ini nggak nulis sama sekali di sini. Bahkan di jurnal biruku aku juga sudah mulai berhenti menulis ╯︿╰ Oleh karena itu, sembari memindahkan data dari handphone ke laptop mari kita sedikit cerita hal-hal yang terjadi tahun ini, terutama setengah tahun terakhir dan juga refleksi akhir tahun ini. Lesgow!

Stiker Sherchle sebagai pengingat

Tahun ini rasanya cukup panjang tapi juga terasa cepat. Aku mengawali tahun ini dengan daftar kelas ngeslow di mana aku bisa sangat menikmati kajian di sepanjang tahun ini. Aku berhasil menuntaskan empat sesi kelas dan berakhir terkagum-kagum dengan agama islam sepenuhnya ( •̀ ω •́ )✧ Agama islam yang sudah aku pelajari dari kecil, ternyata aku hanya sebatas mencari nilai dan bukan menerapkan atau bahkan mengerti semuanya. Sehingga berawal dari ikut kelas ngeslow ini akhirnya aku banyak ikutan kelas tahun ini✨ Alhamdulillah ada yang aku ikuti dengan istiqomah dan ada juga yang masih tertunda hwhw.  Semoga Allah masih kasih terus kesempatan, kemudahan dan nikmat belajar untuk seterusnya, selamanya. Aamiin.

Selanjutnya adalah target buku bacaan. Karena tahun ini banyak ikutan kelas, buku yang dibaca tahun ini adalah 10 dari 12 buku yang ditarget untuk dibaca (berdasarkan Goodreads). Tapi kalo bener-bener yang selesai dibaca cuma ada 5 buku <(_ _)>  Sedikit sedih semoga tahun depan bisa menambah bacaan karena tahun ini sudah menumpuk banyak buku bacaan (hasil antrian bacaan di Libby dan buku yang udah dibeli tapi belum sempat dibaca). Sedikit-sedikit mari kita coba mencari ilmunyaa (●'◡'●)b

Yang selesai dibaca cuma YAL, komik, Morisaki, Habits, sama Houseguest wkwk


Kumpulan buku yang seharusnya bisa dibaca tahun depan

Untuk emosi tahun ini, aku ngerasa Allah masih kasih aku waktu buat menyelami emosi-emosi yang aku rasakan sepanjang tahun ini. Ada masa-masa aku sangat tenang. Ada juga masa-masa ketika aku merasa semuanya sangat keruh. Tapi ketika masa keruh itu, aku rasa Allah masih kasih aku kesempatan untuk cerita ke orang lain. Masih ada beberapa teman dekat yang bisa aku kasih cerita dan kadang bertanya-tanya kegalauan hidup (halo Sav! Shaf! Zu! wkwk). Dan tahun ini juga banyak upgradenya karena lebih terbuka ke orang tua juga, terutama ayah. Alhamdulillah, Allah masih kasih tempat cerita. Jadi secara keseluruhan kalo dari segi emosi, "sedikit nangis, tapi gapapa 〒▽〒b" karena aku memahami prosesnya✨

Ohiya, ada hal baru lagi yang aku rasain tahun ini wkwk, tentang obrolan nikah. Si yang udah nggak mau pacaran ini tiba-tiba mulai diteror dengan pertanyaan udah punya pacar? kapan nikah? Ya wajar aja sih sebenernya di usia segini ditanya hal-hal itu. Cuma merasa sangat terasa pertanyaannya karena setiap nenek telpon ibu selalu itu yang ditanyain. Nggak cuma nenek dari ibu tapi nenek dari ayah juga. Dua-duanya juga doa kalo semoga masih dikasih waktu sampe liat aku nikah. Wow! sedikit memberi tekanan ya berhubung nenekku udah di umur 70 sama 80 tahun. Bikin deg-degan tapi tidak apa-apa mari kita terus berdoa semoga Allah memberi di waktu yang tepat dan diberikan yang terbaik dengan kondisi yang terbaik. Aamiin.

✨ rekapitulasi tahun ini sudah, mari kita sedikit menceritakan cerita setengah tahun atau lebih tepatnya tiga bulan terakhir kemarin yang cukup campur aduk ✨

Jadi, di bulan Oktober kemarin ibu hampir sebulan penuh keluar-masuk rumah sakit. Rawat inap total sampai tiga kali. Dua kali masuk karena operasi batu ginjal dan sekali masuk karena kena tipus. Nggak cuma itu, diantara rawat inap, ada lima kali bolak-balik IGD karena kolik ginjal dan suhu tubuh tinggi. Sebulan itu bener-bener ayah sama aku isinya bolak-balik rumah sakit, kurang tidur dan ngegofood. Di tambah awal bulan Oktober juga ada ekskalasi serangan dari Isriwil ke Gaza yang bikin hati nggak tenang sampe sekarang.

Kondisi ibu begitu, kondisi saudara di Palestina begitu, ditambah kondisi tesisku yang entah gimana nasibnya wkwk. Setelah setahun terakhir ini udah yakin mau ngerjain tentang A tiba-tiba orang tua nggak setuju dan harus diganti ngerjain yang lain. Yang mana 'yang lain' ini juga belum aku temukan apa. Intinya aku harus ganti ide tesis dan memulai dari baru. Doakan aku semoga aku dikuatkan dan segala kegiatannya dilancarkan dan proses menulisnya dimudahkan.

Cukup kompleks ya tahun 2023 ini. Banyak kegagalan tapi tidak terpuruk. Allah masih kasih izin untuk terus percaya sama ketetapan dan kondisi yang dialami saat ini. Tahun depan aku harus bisa lebih istiqomah a.k.a. konsisten dengan segala hal yang ingin dikerjakan. Mencoba membentuk kebiasaan baru yang lebih bermanfaat. Lebih yakin pada diri sendiri. Lebih sering menyentuh rumput dan hidup di dunia nyata. Dan juga bisa memahami emosi yang dirasakan serta mengontrol emosi yang sedang dirasakan. Semoga kedepannya Allah selalu kasih izin untuk Dila menjadi lebih baik, lebih dekat dengan Allah, lebih paham lagi dengan islam, dan Allah meridhoi segala urusan dan memberikan kesempatan untuk melakukan kebaikan yang terbaik. Aamiin.

Semangat untuk kita semua! (´▽`ʃ♡ƪ)

Wednesday, July 26, 2023

Silence is Uncomfortable



Beberapa waktu yang lalu, menemukan sebuah reels tentang "Silence = Uncomfortable". Sebuah hal yang tanpa sadar ternyata setiap waktu aku selalu mencoba menyalakan podcast atau lagu yang penting suara biar aku nggak ngerasa sepi. Seperti kayak pas ngerajut, aku harus sambil mendengarkan sesuatu. Kalo nggak gitu, isi pikiran ke mana-mana dan malah jadi overthinking.

Di reels itu juga disebutin kalo sebenernya kita menyalakan backsound suara pas kita melakukan aktivitas buat apa? Apa buat sebatas entertaining? Atau sampai pada titik menghilangkan pikiran-pikiran yang ada di dalam kepala. Mungkin oke kalo sebatas buat menghibur kita, karena berarti kita menikmati apa yang ada di depan kita. Tapi kalo untuk sebagai pengalihan isi pikiran?

Kalo dipikir-pikir, dari dulu, dari jaman belum ada smartphone pun, aku selalu nyari mp3 buat aku pake selama aku baca buku. Alasannya, karena biar lebih fokus dibandingkan ngedengerin suara orang ngobrol. Kalo sekarang, nggak ada  yang ngobrol, tetep nyalain musik biar....? Biar nggak ngerasa sepi karena lagi sendirian. Bukan terganggu karena obrolan manusia lain, tapi lebih ke obrolan di kepala sendiri.

Lucu ya? Kalo lagi solat atau kata lah meditasi, kita malah diminta buat di tempat yang senyaman dan sesunyi mungkin, biar kita fokus ke tujuan kita (tujuan solat atau meditasi pastinya). Kalo solat kita diminta fokus untuk beribadah dan berdoa dan pokoknya balikin fokus kita kalo kita hambanya Allah, dan itu butuh tenang atau sepi itu sendiri. Atau kalo meditasi kita diminta buat fokus ke badan kita dan sadar kalo badan kita ini ada dan bernafas.

Dari dua hal tadi, kalo dipikir-pikir, bukan silence yang jadi masalah. Tapi yang jadi masalah terkait isi pikiran kita. Keheningan ketika solat, kita isi dengan bentuk penghambaan dan doa ke Allah. Keheningan yang ada ketika kita beraktivitas mungkin harusnya bisa kita isi dengan fokus ke pekerjaan kita. Tapi mungkin beda dengan aktivitas yang tidak terlalu membutuhkan banyak fokus, isi pikiran kita bisa ke mana-mana (semacam nyuci, ngepel, dkk). Mengisi keheningan dengan hiburan atau podcast sebagai suplemen tambahan untuk pikiran bisa banget dilakuin. Biar sambil ngurangin pikiran-pikiran negatif dan lebih banyakin pikiran positif.

Tapi ya balik lagi. di akhir reels dia bilang, kalo silence bisa jadi comfortable. Bagaimana dengan adanya keheningan kita bisa ngatur apa yang sebenernya kita rasain, kita pikirin. Mengontrol perasaan dan mengontrol pikiran lah istilahnya. Bener sih, terlalu banyak suara kadang bikin kita nggak tahu apa yang emang bener-bener dirasain sama tubuh atau yang ada di pikiran kita.

Jadi, what do you think? Buatku kadang segala hal pasti ada proporsinya. Dengan keheningan kamu bisa fokus dan mengontrol apa yang dirasa. Tapi kalo keheningan lebih bikin riuh di pikiran dan di hati, mungkin kamu butuh nulis atau cerita. But naaah, you can just listen everything to shoo away the negative thoughts. Menulis dan bercerita pun butuh energi lebih heheu.

Saturday, July 22, 2023

in case you forget


 #SelfReminder

Tuesday, July 18, 2023

(ಥ _ ಥ) Soft-Hearted?

Katanya kalo manusia suka nangis, berarti hatinya lembut. Masa iya? Tapi mungkin iya. Orang masih bisa nangis berarti hatinya masih lembut. Masih bisa ngerasain empati sesama manusia walaupun sebuah emosi muncul dari proses informasi yang didapatkan. Tapi kayaknya cerita nangis di aku agak cukup berbeda... .

Terpantik menulis tentang menangis hari ini karena ada suatu kejadian aneh yang tiba-tiba terjadi hari ini. Tadi siang aku makan mie sambil nonton youtube. Nggak ada yang berbeda dari biasanya. Aku lagi fokus nonton, sambil makan juga. Di pikiranku nggak ada pikiran apa-apa kecuali nonton yang ada layar tv. Entah setelah beberapa suap dan beberapa menit video berlalu, tanpa aba-aba, aku nangis. Secara tiba-tiba aku ngerasa sedih sesaat dan aku sendiri pun bingung aku sedih kenapa, tapi di saat itu aku butuh nangis, walaupun aku sendiri kebingungan kenapa aku nangis. Aneh banget. Daritadi aku masih penasaran kenapa aku nangis. Apakah sudah terlalu banyak emosi yang ditekan? (⊙_⊙)?

Sejujurnya 1-2 tahun aku sekarang, sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun dulu. Dulu aku lebih sering nangis, lebih karena emosi bukan karena simpati. Sekarang? Aku lebih jarang nangis dan menekan emosi dengan hal yang lain. Nangis tetep ada, tapi seperlunya. Apakah ini sebuah pendewasaan? Entahlah, tapi kadang aku juga takut kalo terlalu menekan emosi dan bakal meledak sewaktu-waktu--walaupun meledaknya pun lebih ke diri sendiri bukan ke orang lain.

Tapi menurutku beda sih kalo kata orang nangis karena dia berhati lembut atau nangis sebagai bentuk emosi. Yang pertama biasanya nangis sebagai bentuk simpati, dan yang kedua nangis karena luapan emosi. Walaupun banyak yang mengartikan kedua sebagai bentuk cari perhatian. Mungkin iya dan mungkin enggak. 

Sebenernya menulis tulisan ini karena satu dan lain hal yang terjadi di siang hari tadi. Masih bingung dengan apa yang terjadi ╮(╯▽╰)╭ Tapi walaupun begitu aku yakin sih, menangis emang bisa melunakkan hati. 

Friday, July 14, 2023

Mendung, Hujan

Dari segala cuaca yang ada, aku paling suka suasana mendung dan hari hujan. Orang-orang mungkin cenderung nggak suka sama suasana mendung. Terlalu gelap, cucian nggak kering, sepatu basah, rambut basah, dan hal-hal lembab-slash-basah lainnya. Nggak tau kenapa ya, tapi kalo lagi mendung emang bawaannya harus menghangatkan diri kan. Orang bakal bikin minuman anget, makanan berkuah panas---mie kuah yang terbaik, atau pake berlapis-lapis pakaian biar tetep hangat. Intinya, dari kedinginan yang ada, semua orang nyoba bikin kehangatannya masing-masing.

Rutinitas penat jadi terhenti. Orang sibuk menghangatkan diri dengan makanan, minuman, bahkan juga obrolan. Tapi ada juga yang sekedar menghangatkan diri sambil liatin tetesan air hujan sambil minum kopi panas. Kalo di luar negeri sih sampe bikin api di perapian dan semua keluarga kegiatannya jadi terpusat di sana. Apa daya di Indonesia bikin perapian malah bikin makin panas dan jadi emosi wkwk. Tapi ya gitu, aku suka suasana hangat yang emang ada intensi orang untuk bikin suasanan itu jadi hangat. Kalo lagi terik-teriknya boro-boro ya pada kumpul bareng-bareng. Malah diusir biar ruangan nggak makin engap.

Di sisi lain, mungkin, alasan aku suka hujan dan cuaca mendung lainnya adalah karena sisi kecil ku suka dengan keadaan rumah yang orang rumah jadi mulai ngobrol kalo hujan--walaupun cuma sekedar ngomong 'eh ujan ya? ujan ya?' terus liat ke kaca depan rumah bareng-bareng, jadi kumpul bareng di ruang keluarga, bikin nasi goreng anget buat dimakan bareng-bareng, sambil nonton TV. Lucu ya, gimana masa kecil membuat memori untuk suatu suasana di usia mendatang. 

Tuesday, July 11, 2023

Muslim Uyghur

Video ini adalah salah satu jenis video yang jarang aku pilih untuk dengerin. Tapi entah kenapa aku pilih video ini buat aku dengerin hari ini. Kadang aku ngerasa hanya sekedar tahu tentang permasalahan muslim di Palestina, Rohingya, dan Uyghur ini salah satunya, tanpa pernah tahu bagaimana sejarah dan permasalahan mereka seperti apa. Tapi berkat video ini aku jadi paham, kenapa permasalahan ini harus diangkat.

Kalo dipandang sebagai manusia biasa dan mengagung-agungkan tentang HAM, hal-hal seperti ini tentunya nggak boleh sampe terjadi. Kasus di Palestina sekalipun. Kasus-kasus di Yaman sekalipun. Perang Rusia dan Ukraina sekalipun. Tapi nyatanya standar HAM cenderung menjadi standar ganda karena manusia yang memutuskan dan memproses segalanya. Seadil-adilnya manusia, tetap ada aja timpangnya. 

Pada akhirnya keputusan Allah di hari akhir nanti yang akan menentukan keputusan terkait segala urusan di dunia ini. Terutama kita sebagai muslim yang pastinya mengimani hari akhir dan hisab di hari akhir akan pasti terjadi. Bagaimana kita seharusnya berbuat? Bagaimana menanggapi terkait saudara kita sesama muslim yang diperlakukan sangat tidak baik? Nahi munkar menjadi sebuah kewajiban yang Rasul katakan ketika kita melihat kemunkaran di mana nahi munkar tersebut terdapat beberapa tingkat dan tingkatan paling lemah adalah melalui hati.

Mendengar cerita yang terjadi di sana tentunya akan membuat hati kita sakit. Kesulitan dalam beribadah, dipaksa percaya terhadap sesuatu yang bertolak belakang dengan keimanan, mendengar cerita tersebut langsung terbayang bagaimana kisah-kisah terdahulu dalam mempertahankan keyakinan mereka. Mengimani dengan hati, merasa sakit dan tidak setuju dengan hal tersebut menjadi sebuah hal yang harusnya muncul ketika saudara sesama muslim seperti itu---walaupun itu selemah-lemahnya iman kita. Tapi bagaimanapun kita seharusnya melakukan apa yang kita bisa lakukan.

Semoga dengan menulis dan mencantumkan video ini bisa ikut menyebarkan kabar teman-teman sesama muslim kita dan menjadi pengingat bagaimana muslim seharusnya bersikap dan bertindak dengan segala bentuk penindasan di dunia ini. Wallahu A'lam Bishawab.

Friday, July 7, 2023

We Are All Human After All

 

Dua video reminder yang akan aku tonton berulang-ulang kalo hati lagi capek. Bagaimana manusia memiliki masalah dan bagaimana petunjuk Allah bisa dijadikan sebagai 'pegangan' buat manusia

Sunday, July 2, 2023

Ujian Hidup


Sebenernya jarang sih denger kajiannya UOM, tapi sore ini pas lagi buka Youtube, UOM lagi ngisi kajian tentang hari kiamat. Udah agak telat sih aku masuknya tapi masih sempat dapet lah tentang 'gimana hari kiamat itu memang hari pembalasan, di mana setiap hal yang kita lakuin di dunia bakal dibalas di akhirat nanti'. Jadi tadi masuk juga bahasan, kita ngelakuin sesuatu di dunia dan minta balasan langsung di dunia --semacam pujian orang, apresiasi orang, rasanya kita nggak bakal dapet pengakuan itu. Karena hakikatnya ya segala hal akan dibalas di akhirat dan di dunia isinya cuma ujian. Setiap orang pun punya ujiannya masing-masing.

Pernah ngobrol sama ayah, 'kenapa hidup aku gini, kenapa hidup aku gitu, apa semua orang sama juga ngalamin kayak gini?' Dari kajian tadi terus jadi nyadar gitu, ya hidup itu ujian. Setiap manusia udah Allah desain dengan ujiannya masing-masing dan yang pasti udah dijamin Allah kalo ujian yang dikasih pasti masih dalam kadar manusia itu bisa nanganin. Perkara hidup itu cuma ujian, kadang suka lupa. Kadang hidup dipikirin segala macem sampe mikir harusnya ini tuh nggak gini, benernya gini, sampe lupa kadang esensinya Allah ngasih kita masalah di dunia itu apa. Dengan masalah yang ada, harusnya kita terus ada di koridor yang udah Allah kasih dan lebih dekat juga ke Dia. Urusan harusnya gini dan gitu ya balik lagi ke ketetapan Allah nggak sih? Jadi kalo pertanyaanku ke ayah tadi bisa dijawab, ya normal aja hidupku gini dan gitu. Karena semua orang juga ngalamin masalah gini dan gitu yang spesifik ke masing-masing orang.

Intinya, yaaa hidup gini dan gitu ya emang karena kita manusia dan hidup. Bener sih kata Aldi Taher, semua orang di dunia itu bingung, baru nggak bingung kalo nanti udah di sorga wkwk. Tapi ya ada tambahannya biar bisa nggak bingung di dunia ya dicari pegangannya yang udah dibikin sama yang punya dunia.

**rada nggak nyambung sih bahasannya UOM tapi nyerempet aja ke hal-hal yang sempet kepikiran di kepala waktu-waktu lalu. kalo kajian UOM mah terkait gimana kita berbuat segala hal di dunia pasti dibalas nanti di akhirat

Tuesday, June 6, 2023

Deep Cleaning Pt. 3

Hi! It's been a while since the last writing 
Jujur udah mulai nyoba nulis berkali-kali tapi selalu susah buat mengakhiri sebuah tulisan. Jadinya malah ngegantung. Tapi mari kita coba lagi. 

Judul 'Deep Cleaning' ini sebenernya udah aku coba tulis dua kali sebelumnya. Tapi entah kenapa saat itu semua tulisan itu nggak selesai. Alesannya bisa jadi karena lagi banyak tugas dan lagi puasaan juga sih nulisnya jadi yaaa banyak distraksi jadi suka lupa kalo lagi nulis.


Ngomong-ngomong soal deep cleaning, jadi pas hari-hari terakhir ramadan kemarin, ayah tiba-tiba ngebersihin segala penjuru rumah. Sebenernya awal mulanya sih dari perkara ayah mau bikin ruang kerjanya buat jadi tempat solat sih, otomatis ruangannya harus dikosongin dan dipindah ke tempat baru lain. Di mana tempat baru itu adalah kamar lamaku. Ya akhirnya mau nggak mau aku harus beresin barang-barang yang ada di kamar lamaku, lebih tepatnya ngeberesin barang-barang di meja belajar kecil biar meja kerja ayah muat di sana. Alhasil selama beberes bener-bener ngeliatin barang satu-satu mana yang harus dibuang atau enggak dan sambil nginget-nginget memori apa aja sama barang itu. Lamaan reminiscence-nya daripada beberesnya sih yak heuheu.

Dari barang-barang lamaku, akhirnya ada yang dibuang dan ada juga yang masih mau aku simpen. Otomatis aku harus nyiapin tempat buat nyimpen barang-barang itu di kamar yang aku tempatin sekarang, yang mana di kamar ini masih banyak banget barang-barang kakakku. Jadinya setelah aku beberes barang lamaku, aku jadi harus nge-pack-in barang-barang kakakku yang masih super banyak biar baju dan semua barangku muat. Dan kejadian ini nggak cuma sehari dua hari tapi berlangsung seminggu-an. 

Intinya dua part tentang 'Deep Cleaning' isinya tentang beberes kamarku dan kamar kakak.

Kupikir yaudah selesai gitu dengan series beberes ini. Nyatanya enggak bung. Sehabis lebaran, dua minggu kemudian, ayah sama ibu ngajak beberes isi lemari es. Jadi di rumah ada tiga lemari es, dua nyala, dan satu jadi lemari aja gitu buat tempat nyimpen barang nggak guna tapi guna. Tapi karena saking lamanya nggak kepake semua barang-barang yang disimpen, akhirnya memutuskan buat memilah semua barang buat dibuang atau disimpen. Begitupun di dua lemari yang masih nyala, bahan-bahan makanan yang guna tapi nggak guna akhirnya juga dibuangin. Seharian penuh beresin lemari es sama milah-milah plastik yang masih bisa kepake atau enggak. Dan akhirnya bisa menyisakan satu lemari es yang nyala.

The effort is just meh (ˉ▽ˉ;)...


Dari beberapa part deep cleaning ini jadi kepikiran macem-macem sih. Manusia tuh nyampah banget yak hidupnya. Itungannya sekeluarga baru tinggal di rumah ini selama 26 tahunan lah. Tapi sampahnya udah sebanyak itu. Belum lagi sampah-sampah yang udah dibuang sebelumnya. Buang-buangin sampah dan barang-barang sebanyak itu agak eneg juga sih sebenernya. Kayak banyak banget ngerasa "yaampun ngapain sih aku beli ginian". Kayak "haah Dil, ini nggak penting banget kamu beli ini". Ditambah aku tipe orang yang suka 'eman' barang dibuang karena suka ngerasa ada kenangan sama barangnya.

Gara-gara deep cleaning ini jadi lebih mikir-mikir lagi buat beli barang. Beli karena cuma pingin doang apa emang butuh. Karena eneg juga kalo udah harus mulai beberes dan ngeliat barang-barang sebanyak itu dan harus ada barang yang dibuang. Daripada pusing ngurus gituan, emang mendingan lebih mindful sebelum beli apapun. Pikir panjang dulu butuh apa enggak. Kalo emang mau beli endepin dulu di keranjang, sampe kepikiran berkali-kali, oh berarti butuh nih barang.

Manusia sekarang emang saking cepetnya apa-apa jadi gampang banget mutusin segala sesuatu nggak pake mikir. Jadi ya harus dipikir dulu sih segala sesuatunya. Enggak ada salahnya nggak punya ini itu yang penting sesuai kebutuhan atau enggak. Lagian mati pun nanti nggak ada yang dibawa juga kan ya? ❤︎

Monday, April 3, 2023

Ramadan 1444 H

Hey! It's been a long time :)

Si yang selalu ingin update tiap bulan di blog tapi di tahun ini malah baru nulis bulan keempat. Tapi gapapa sih karena ada dua tulisan juga yang sebelumnya aku udah tulis juga tapi nggak di sini. Kadang kalo aku bosen aku suka nulis juga di tumblr hehe. Walaupun kalo di sana emang gaya nulisnya beda sih. Lebih ke sastra gimana gitu, beda sama yang di sini.

Ramadan kali ini masih belum bisa menyeimbangkan lagi antara lari sprint atau lari tapi nyantai aja dari awal. Emang harusnya udah dimulai dari bulan Rajab sih, tapi lagi-lagi merasa alasan dunia selalu diutamakan. Kembali lagi kuliah pas Ramadan ternyata agak bikin terseok-seok ya kalo emang nggak pemanasan sebelumnya. Baru di awal sepuluh hari udah merasa berat banget dan udah ketinggalan ngaji beberapa juz (ノへ ̄、) Semoga di sisa kesempatan yang masih ada, masih dipermudah sama Allah buat dapetin berkah Ramadan yaa.. Aamiin.

Sejujurnya kalo dibandingin Ramadan sebelumnya, Ramadan ini punya makna berbeda sih lebih dalam dan lebih banyak temennya. Sebelum Ramadan kemarin sempet dengerin kajiannya NAK soal surat Al-Baqarah 183-186 yang isinya terkait Ramadan itu sendiri. Selama dengerin itu, rasanya bener-bener ditampar banget. Kayak baru merasa mendapatkan semua info itu ya pas dengerin kajian itu. Sebagai anak madrasah 12 tahun ngerasa kebangeten banget sih baru tau makna ayat perintah puasa ternyata sedalam itu.



Sebenernya alhamdulillah juga Allah masih ngasih kesempatan buat aku dapetin informasi seberharga ini sebelum bulan Ramadan kemarin. Tapi bener-bener selama dengerin ini kayak, "Ya Allah, ternyata maskudnya tuh kayak gini. Aku kira cuma gitu aja." Masya Allah terharu banget sih selama dengerin kajian. Intinya di video itu ada lima bagian. Bagian pertama tentang pendahuluan dan empat bagian akhir tentang keempat ayat surat Al-Baqarah. Dan mending nonton sendiri deh biar dapet feel waktu NAK ngejelasin semua itu. He is a superb storyteller. 

Ramadan kali ini kujuga memutuskan untuk nggak sendirian. Aku ikut daftar banyak kelas dan kelompok ngaji bareng-bareng biar masih dapet feelnya Ramadan. Yaa walaupun kadang masih terseok-seok, masih ngerapel ikutan kelasnya, tapi jujur ini yang bikin aku balik lagi ke jalan Ramadan yang lurus diantaranya banyak godaan duniawi lainnya. Semoga masih bisa dikasih kesempatan untuk terus merasakan nikmatnya Ramadan ya Allah... bisa ikut meramaikan malam-malam Ramadan sampai akhir bulan nanti... Aamiin... .

< > Home
overnight cookies © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.