Katanya kalo manusia suka nangis, berarti hatinya lembut. Masa iya? Tapi mungkin iya. Orang masih bisa nangis berarti hatinya masih lembut. Masih bisa ngerasain empati sesama manusia walaupun sebuah emosi muncul dari proses informasi yang didapatkan. Tapi kayaknya cerita nangis di aku agak cukup berbeda... .
Terpantik menulis tentang menangis hari ini karena ada suatu kejadian aneh yang tiba-tiba terjadi hari ini. Tadi siang aku makan mie sambil nonton youtube. Nggak ada yang berbeda dari biasanya. Aku lagi fokus nonton, sambil makan juga. Di pikiranku nggak ada pikiran apa-apa kecuali nonton yang ada layar tv. Entah setelah beberapa suap dan beberapa menit video berlalu, tanpa aba-aba, aku nangis. Secara tiba-tiba aku ngerasa sedih sesaat dan aku sendiri pun bingung aku sedih kenapa, tapi di saat itu aku butuh nangis, walaupun aku sendiri kebingungan kenapa aku nangis. Aneh banget. Daritadi aku masih penasaran kenapa aku nangis. Apakah sudah terlalu banyak emosi yang ditekan? (⊙_⊙)?
Sejujurnya 1-2 tahun aku sekarang, sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun dulu. Dulu aku lebih sering nangis, lebih karena emosi bukan karena simpati. Sekarang? Aku lebih jarang nangis dan menekan emosi dengan hal yang lain. Nangis tetep ada, tapi seperlunya. Apakah ini sebuah pendewasaan? Entahlah, tapi kadang aku juga takut kalo terlalu menekan emosi dan bakal meledak sewaktu-waktu--walaupun meledaknya pun lebih ke diri sendiri bukan ke orang lain.
Tapi menurutku beda sih kalo kata orang nangis karena dia berhati lembut atau nangis sebagai bentuk emosi. Yang pertama biasanya nangis sebagai bentuk simpati, dan yang kedua nangis karena luapan emosi. Walaupun banyak yang mengartikan kedua sebagai bentuk cari perhatian. Mungkin iya dan mungkin enggak.
Sebenernya menulis tulisan ini karena satu dan lain hal yang terjadi di siang hari tadi. Masih bingung dengan apa yang terjadi ╮(╯▽╰)╭ Tapi walaupun begitu aku yakin sih, menangis emang bisa melunakkan hati.
No comments:
Post a Comment