Sunday, June 6, 2021

La La Land (2016)

Let me review it in Indonesian.


Aku ingat betul, pertama kali menonton film La La Land ini di tahun 2016, di hari pertama penayangannya di Indonesia. Di tahun itu aku masih berstatus sebagai mahasiswa semester dua yang tugas dan laporan praktikumnya lumayan banyak. Kalau nggak salah hari itu adalah hari Jum'at. Aku berdua dengan temanku, Tamara, memutuskan untuk menonton film tersebut di sore hari. Setelah kelas selesai, kami berdua pergi ke salah satu bioskop di Bandung.

Mungkin di hari itu karena jadwalku cukup padat, aku berakhir tidak menikmati filmnya sama sekali. Karena di satu jam pertama film, aku sudah ngantuk dan sempat tertidur beberapa kali. Alhasil, komentar yang aku berikan saat itu, "Filmnya ngebosenin." Aku ingat betul waktu itu, adegan yang membuatku tertidur pulas adalah adegan di mana Mia dan Sebastian mengunjungi planetarium untuk pertama kali. Aku akui alunan musiknya lembut dan sangat cocok untuk meninabobokkan aku saat itu.

Di tahun 2016, La La Land sama sekali tidak membekas untukku. Bagiku saat itu La La Land hanya merupakan film musikal yang memiliki lagu-lagu bagus. Sudah itu saja titik.

Seiring berjalannya waktu, orang-orang di sekitarku mulai membicarakan bahwa film ini merupakan sebuah mahakarya. Dan semakin ke sini, ada salah satu orang temanku yang cukup sering meretweet dan menyukai beberapa tweet tentang La La Land. Hal ini otomatis mengusikku ada apa dengan cerita La La Land ini selain musik dan hubungan yang kandas? Dan akhirnya hari ini aku menyempatkan untuk menonton ulang film ini.

Tahu tidak? Ada satu hal yang langsung terlintas di kepala ku selama menonton film ini, "Bisa-bisanya orang ini ketiduran pas nonton film ini."

Setelah aku menonton film ini, aku merasa film ini cukup realistis, kompleks dan dieksekusi dengan baik. Film yang menceritakan dua orang yang saling membantu untuk mendapatkan mimpi mereka masing-masing, tapi dalam perjalanan mendapatkan mimpinya, banyak keraguan yang muncul. Orang dewasa yang memiliki mimpi dianggap sebagai orang yang aneh dan naif, padahal mereka bahagia dengan kehidupannya. Hanya saja menjadi orang dewasa yang stabil akan lebih banyak yang menyukai. Padahal jika mereka mengikuti mimpi mereka, mereka akan menjadi orang dewasa yang stabil dan juga bahagia. Segala hal terkait mimpi memang sangat abstrak untuk sebagian orang. Tapi di film ini aku bisa mencernanya dengan cukup baik.

Selain cerita yang kompleks tapi apik, adegan musikal dan banyak adegan lain yang mencuri perhatianku. Adegan ikonik menari mereka saat sunset, bergandengan tangan untuk pertama kali, dansa mereka di planetarium, dan adegan mereka berdua setelah lima tahun.


Masih ada beberapa adegan yang pengambilan gambarnya cukup menarik dan mereka sangat terampil dalam memainkan cahaya. Wah kenapa aku baru antusias sekarang ya. Tapi beneran sungguh! Aku jatuh cinta sama pengaturan cahaya mereka yang bukan main bagusnya. Jadi sebal sendiri kenapa baru antusias sekarang.

Sebenarnya ada banyak hal yang bisa dikulik dari film ini. Tapi yang memang benar-benar menonjol dan sangat bagus adalah ceritanya dan pengambilan adegannya. Wah aku benar-benar jatuh cinta sama ceritanya. Benar-benar bagus, realistis, dan sempurna.

No comments:

Post a Comment

< > Home
overnight cookies © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.