Thursday, March 17, 2022

Turning Red (2022)

Akhirnya film ini keluar juga!! Semenjak teaser trailernya keluar 8 bulan yang lalu, udah tertarik dan penasaran banget filmnya kayak apa. Salah satu alasan yang bikin aku tertarik adalah bagian panda merahnya (❁´◡`❁) Gemes banget gila! Udah macem Totoro gitu, big and fluffy (/≧▽≦)/

Setelah hari Jumat lalu nonton, emang film ini di luar ekspektasi sih alias bagus banget! Ada beberapa bagian yang aku suka dari film ini.

1. Cerita dan konfliknya relate dengan kehidupan sehari-hari. Tentang strict family, kehidupan puber anak remaja, dan boyband wkwk. Hal ini relate dengan kehidupanku sebelas-dua belas tahun yang lalu. Anak SMP yang nggak punya duit tapi berusaha ngestand Super Junior di keluarga yang cukup agamis. Berakhir dengan dibuangnya segala poster dan majalah-majalah yang aku sembunyikan di pojokan kamar. Tapi bedanya, aku berakhir nangis di kamar nggak yang malah berontak ke orang tua wkwk.

2. Animasinya! Khususnya ekspresi para karakternya sih. Bener-bener dibuat sedetail mungkin dan hasilnya fresh banget buat dilihat. Dan jujur penggambaran karakternya juga cukup beda dibandingkan film-film disney pixar sebelumnya. Karakternya keliatan lebih natural dan lebih nyata aja. Dari segi karakternya, vibesnya mirip 'The Mitchel vs The Machines', tapi tetep disney banget. Ohiya, di sini aku punya karakter favorit, Abby! Ekspresinya jahat banget tapi gemes (❤️ Ο‰ ❤️)


3. OSTnya, terutama yang dinyanyiin sama 4*Town wkwkwk. Seru banget dengerinnya dan tiap kali dengerin udah berasa lagu hits buat boyband beneran gitu πŸ‘πŸ‘πŸ‘





Intinya film ini harus ditonton karena bisa naikin mood! Disney pixar emang nggak pernah gagal sih bikin film gemes, lucu, touching, relatable gitu. Huhu. Stress-reliever juga!


Tuesday, March 8, 2022

It Ends with Us

Akhirnya ada kesempatan juga menyelesaikan buku ini di bulan Februari kemarin! Sebenernya baca buku ini udah dari pertengahan tahun lalu, tapi banyak banget fase slumpnya jadi baru bener-bener dibaca ya kemarin. Karena ceritanya ngalir banget, jadi cuma butuh waktu lima hari nyelesaiin (ditambah lagi tepar karena dapet vaksin juga sih, ehehe).

Awal ketemu buku ini karena muncul di fyp tiktok berkali-kali dan banyak yang bilang ceritanya bagus. Akhirnya mencoba intip-intip sampel bukunya, "Kok romance banget ceritanya.". Tapi setelah berkali-kali muncul di fyp tiktok dan ada adik kelas yang bilang ceritanya bagus, akhirnya memutuskan buat serius baca (aku baca buku ini di Scribd ya).

cr: goodreads

Dan bener dong! Awal-awal kecepatanku baca buku ini lamaaaa banget. Karena memang romance banget ceritanya, ditambah ada cerita flashback yang menurutku cukup membosankan. Mungkin karena penulis menggunakan sudut pandang buku harian, jadi cara menceritakannya cukup bertele-tele. Selain itu, mungkin karena genrenya romance, awal-awal cerita sudah too much. Terlalu banyak 'adegan' rated.

-mungkin mengandung spoiler-

Jadi sebagai gambaran, buku ini menceritakaan seseorang bernama Lily. Dalam cerita ini, ayahnya baru saja meninggal tapi ketika upacara pemakamannya Lily memilih untuk diam di podium daripada memberikan pidato kematian untuk sang ayah. Usut punya cerita, ternyata ayah Lily ini termasuk abbusive partner. Jadi waktu Lily masih kecil, dia sering kali melihat ibunya mendapatkan perlakuan tidak layak dari sang ayah. Setelah upacara pemakaman selesai, Lily pergi ke sebuah rooftop gedung untuk menenangkan diri dan bertemulah dia dengan Ryle. Ryle, yang merupakan dokter bedah saraf, malam itu juga lagi sedih karena pasien yang dia operasi hari itu nggak selamat. Mereka ngobrol lah berdua dan sama-sama menceritakan 'naked truth' mereka. Dan dari saat itu mereka berdua mulai dekat. Ryle yang awalnya nggak percaya tentang hubungan, dia mulai mau berkomitmen buat Lily. Karena Lily sendiri nggak pernah mau untuk nyoba one-night-stand.

Tapi di sela-sela cerita Lily dengan Ryle, Lily menemukan buku harian dia waktu masih SMP. Dan di buku harian itu, diceritakanlah kisah tentang cinta pertamanya dengan seorang bernama Atlas. Atlas pertama kali muncul di kehidupan Lily ketika dia nggak sengaja melihat Atlas masuk dan tinggal di rumah tua di belakang kebun rumahnya. Tanpa sengaja Lily jadi peduli banget sama Atlas dan mereka pun saling suka.

Konflik dalam cerita ini muncul di bagian kedua buku, ketika Ryle dan Lily sudah menikah dan Ryle tahu siapa Atlas dalam kehidupan masa lalu Lily. Tapi konfliknya bukan cinta segitiga sih. Semi-cinta-segitiga, tapi poin yang dikuatkan dalam cerita ini bukan itu. Lebih ke bagian di mana ternyata si Ryle ini memiliki sifat seperti ayah Lily.

-mungkin udah nggak spoiler-

Di bagian kedua buku ini yang menurutku ceritanya sangat mengalir. Penuh konflik dan pembaca dibuat bingung, gimana Lily bakal nyelesaiin permasalahannya. Tapi sebenernya bagian pertama, yang menurutku agak membosankan, juga termasuk bagian yang penting. Di bagian pertama, penulis benar-benar menguatkan karakter antar-tokoh. Adegan rated yang aku bilang tadi, yang menurutku nggak penting, tapi sebenernya penting untuk menekankan bahwa si Ryle ini tergila-gila banget sama Lily.

Buku yang bagus sih menurutku. Penyelesaian konfliknya juga bagus dan nggak bertele-tele. Konfliknya cukup relate dan mungkin harus dibaca oleh semua orang, terutama yang sedang terjebak dalam toxic/abbusive relationship. Hubungan-hubungan kayak gini memang membutuhkan orang ketiga biar kita bisa lepas sih. Terkadang ketika kita sebagai 'pelakon' dalam hubungan toksik, kita nggak bisa berpikir jernih bahwa hubungan seperti ini adalah salah. Terlalu banyak perasaan yang ikut campur dan membaurkan mana logika yang benar dan mana yang salah.

Intinya buku ini worth reading lah. Membuka sebuah perspektif dalam berhubungan dengan orang.

< > Home
overnight cookies © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.